.::Salam Hangat Satu Jiwa Untuk Semua::.

Jumat, 22 Juni 2012

Bingung.....

basah air membasahi bumi
bunga nan indah mulai bersemi
hidup bukannya tak berarti
setahun ibarat sehari
tuhan mendengar hati kami
penuh rekayasa dan obsesi
tanpa perbuatan yang tak berarati
setan perlahan merajai
jaring laba-laba hitam menyelimuti
permintaan sulit di ijabahi
seperti orang yang kencing berdiri
malu yang tidak bisa dimaklumi
serakah membawa mati
maut datang tak pandang hari
mesti tuhan selalu memeperingati
berharap hidup berkali kali
ingat kehidupan di akhirat nanti

oleh: Ahmad Lubaid

Realita Facebook


Facebook pertama kali di luncurkan oleh Mark Zuckerberg pada tanggal 4 Februari 2004 dan berkembang pesat sampai sekarang. Situs yang akrab dengan kita karean fasilitasnya yang sangat mudah dan simpel semakin menambah peminatnya tiap waktu. 
Realita Facebook

Pada realita sekarang ini facebook di gunakan sebagai media silaturrohim dan menyambung tali persaudaraan, "mendekatkan yang jauh" tidak sedikit dia antara mereka dapat melakukan pernikahan karena jejaring sosial ini. Tidak hanya begitu saja mengenai facebook, meraka melakukan aktifitas seperti berbagi foto dan video karena mereka ingin di kenal. maka tak jarang mereka membuat status yang terkadang kontroversial. 

Tak sedikit diantara meraka yang curhat mengenai masalah pertemanan, cinta, keluarga, pelajaran, dan lain sebagainya. Facebook di ciptakan sebagai media berkomunikasi dan berbagi pengetahuan, bukan berarti berbagi masalah atau hal yang bersifat negatif. Melihat kenyataan yang ada tak sedikit juga yang menggunakan Facebook sebagai alamt menyebarkan URL dan foto yang selayaknya tidak di pertontonkan oleh khalayak umum.

Menurut kacamata saya alangkah baiknya bila facebook ini di gunakan sebagai media bersilaturrohim "mendekatkan yang jauh" bukan berarti "menjauhkan yang dekat" dan berbagi informasi yang menarik tentunya bukan bersifat spam.


oleh: Ahmad Lubaid

Nilai dari Sebuah Toleransi


Nilai dari Sebuah Tolaransi 

Pada hakekat sebuah toleransi adalah kita dapat menghargai sebuah pendapat dan keyakin dalam sebuah pilihan. Akan tetapi toleransi itu tidak terbatas. Nilai salaing menghargai menjadi kandungan utama dalam melakuni aspek ini. Realitanya adalah ketika kita sedang berjajal pendapat dengan beberapa kelompok yang mempunyai karakter yang berbeda, tentunya kita akan berusaha untuk memasukkan doktrin kita dalam kelompok tersebut. Sehingga menimbulkan becekcokan diantara mereka, dan nilai inilah yang kita junjung tinggi dalam bertukar pikiran.

Tak sedikit orang yang telah kita temui melakoni aspek tersebut demi mendapatkan sebuah image di kelompok lain dan menjaga keutuhan silaturrohim. Beberapa faktor yang membuat kita sering melakukan perdebatan dalam suatu kolompok adalah:

  1.  Sudut pandang kita ketika melihat sebuah permasalah
  2.  Refrensi yang kita baca
  3.  Opini mengenai sebuah masalah
  4.  Egoisme
  5.  Gengsi

Pada realitanya seorang yang telah menjunjung sebuah Nilai Toleransi ini akan merasakan sebuah keindahan dalam melakukan musyawarah. Dan meraka akan mengetahui apa saja yang dapat kita ambil dari percekcokan tersebut. Merasakan bahwwa sebenarnya sebuah perbedaaan itu merupakan ke indahan tersendiri. Karena kita mengetahui berbagai macam pola pikir seseorang.

Dari penjelasan tersbut kita seharusnya mengetahui Nilai Toleransi dalam berbagai bidang, dalam bidang sportifitas misalnya, seorang sporter seharusnya dapat menghargai sporter yang lain juga, dan seharus tidak ada permusuhan di antara mereka. Dikarenakan perbedaan dalam mendukung sebuah club bola  atau cabang olahraga yang lain.

Lebih-lebih meraka yang telah memahami nilai sebuah toleransi. Seharusnya memberikan sebuah contoh terhadap meraka yang belom mempunyai nilai tersebut. Dan tentunya stiap agama dan keyakinan mengajarkan nilai tersebut.

oleh: Ahmad Lubaid

Tubuh ku Organisasi ku


Tubuh Ku Orgnisasi Ku

OSIS, PMR, PMI, PRAMUKA, dll adalah contoh kecil dari sebuah pekumpulan atau kelompok yang memiliki sebuah tujuan, visa, dan misi tertentu. Pada dasarnya beberapa organisasi yang kita tuliskan sebagai contoh diatas mempunyai pengaruh penting dalam membentuk sebuah kepribadian manusia. Bagaimana tidak, meraka yang pernah mengikut sebaris kegiatan sebuah organisasi diatas, cenderung menjadi seseorang yang mempunya kepribadian yang unik dan asyik. 

Layaknya sebuah tubuh manusia yang terdiri dari beberapa bagian misalnya kepala, tangan, badan, kaki, dan bagian yang lebih kecil lainnya. Meraka yang mengerti arti sebuah oraganisasi akan menjunjung tinggi nilai loyalitas dalam kehidupan sehari-harinya, tentu saja ini akan menjadi sebuah nilai plus bagi meraka. Belum lagi mereka yang telah memahami sebuah tanggung jawab dalam menjalani sebuah tanggungan.

Organisasi  ibarat sebuah tubuh, jika kaki tersandung maka organ yang lain juga akan merasakan kesakitan dan kepedihannya. Begitulah sebuah oraganisasi, jika sebuah organisasi memiliki seorang anggota susah atau kesulitan dalam menjalankan tugasnya maka anggota yang lain puna akan merasakan kesusahan dan kesulitan tersebut. Dengan sistem seperti ini maka kita akan di tuntut menjadi manusia yang lebih loyal akan sebuah realita.

Dan organisasi itu adalah pengibaratan kecil dari sebuah pemerintahan, jika dalam sebuah pemerintahan belum ada nilai loyalitas dan tanggung jawab yang tinggi, maka kinerja meraka dalam menjalankan tanggung jawab akan berantakan. Otak adalah sebuah pemimpin yang mengatur kinerja oragan yang lain.
Jadi tubuh itu ibarat sebuah organisasi dan otak adalah sebuah pemimpin yang mengatur kinerja anggota tubuh yang lain menggunakan saraf motorik dan sensorik sebagai media untuk menjalankanya.

oleh; Ahmad Lubaid

Lilin itu Pemimpin


lilin itu ibarat sebuah pemimpin, jadi klo pemimpin nya cuma bisa memberikan sebuah nasehat tanpa memperhatikan keadaannya sendiri, maka mereka lama-kelamaan akan hancur

Lilin itu Pemimpin 
Lilin itu Seorang Pemimpin
“bu kenapa ya  mendadak rumah kita jadi gela begini” tanya seorang anak kecil kepada ibunya sambil merasa ketakutan
“iya nak mungkin ada yang konslet dengan listriknya kali” jawabnya sambil memeluk anaknya
“ya sudah kita nyalain lilin nya biar terang ..” sambil membawa sebuah korek sang ibu menyalan sebuah lilin
“iya bu .... “ jawabnya dengan perasaan sedikit agak takut,

Melihat sebuah lilin yang menyalah anak tersebut terheran, selang beberapa waktu si anak bertanya kepada ibunya

“bu kenapa ya lilinnya kok semakin habis..??” sambil terheran dengan mata terus tertuju pasa sebuah lilih yang menyala
“karena... lilin nya di makan oleh api ...!!!” jawabnya sambil mungusap rambut sang anak
Selang beberapa menit sang ibu memberikan sebuah nasehat kepada sang anak
“nak ... nanti klo kamu sudah gedhe jangan mau kayak lilin ya..” sembari menyium kening sang anak
 “emangnya kenapa bu..???”  dengan muka penasan sang anak menimpali nasehat ibunya
”coba kamu perhatikan lilin itu nak........ bukannya sebelum kita nyalak lilin itu utuh dan tidak  meleleh...??” jawabnya dengan penuh rasa kasih sayang kepada sang anak
“iya bu benar... lilinnya semaikn habis” dengan wajah polos dan lugu anak tersbut menjawabnya
”iya nak... lilin itu ibarat sebuah pemimpin, jadi klo pemimpin nya cuma bisa memberikan sebuah nasehat tanpa memperhatikan keadaannya sendiri, maka mereka lama-kelamaan akan hancur. Begitu juga denga lilin yang sedang kamu perhatikan nanti juga akan habis sendiri...” jelasnya kepada anaknya yang sedang termenung melihat lilin
“owh.... begitu ya bu ....” jawabnya yang begitu polos dengan menganggukkan kedua kepalanya

Jadi seorang pemimpin itu ibarat sebuah lilin yang mereka rela mengahancurkan dirinya demi orang yang berada di sekitarnya , tidak begitu saja lilin itu selalu memberikan pencerahan, nasehat, petunjuk kepada orang yang berada di sekitarnya. Akan tetapi janganlah menjadi sebuah lilin yang selalu memberikan pencerahan, nasehat, petunjuk kepada sekelilinya tanpa memperhatikan dirirnya sendiri yang belum tentu bisa menjalankan nasehatnya.


oleh: Ahmad Lubaid

Badut yang Aneh


di balik sebuah badut 
Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita mengenal sesosok badut yang selalu akrab di telinga kita sejak kecil mungkin hingga sekarang. Seseorang yang sengajah memperjelek diri sendiri dengan melukis wajahnya atau dengan tingkah lakunya yang serbah kocak, sehingga terkadang membuat kita merasa senang dan gembira bagi orang orang dewasa.

Namun tidak demikian bagi seorang anak-anak yang baru mengenal dunia, seorang badut bisa juga membuat sebagian dari mereka merasa ketakutan akan riasan yang berada di mukanya. Mereka yang ketakutan merasa aneh dan ganjal dengan muka seekor badut yang penuh warnah dan corat-coret, tak hayal dari mereka mengirah yang sedang membagikan sebuah balon atau permen ini adalah seekor monster.

Namun tidak hanya demikian yang dapat kita pelajari dari seorang badut. Mereka rela memperjelek dirinya untuk membuat orang lain senang dan tertawa lepas dan tidak sedikit dari mereka merasa ketakutan akan tatanan muka dan tingkahnya. Mereka berpakaian penuh warna-warni menandakan bahwa seorang badut itu mempunyai keinginan untuk mengahangatkan suasana.

Dan mereka rela di ejek oleh sebagian orang karena profesinya. Jadi apa yang dapat kita ambil dari seekor badut??? ...


oleh: Ahmad Lubaid

Makna Sebuah Lampu


nak jika kelak nanti ibu ingin kamu seperti halnya lampu "nasehat sang ibu "iya bu "jawab sang anak" emang kenpa bu? "tanya seorang anak kepada ibunya dengan persaan penasaran "karena nak lampu itu terang jadi membuat semua orang senang "
Jika kitta menganalisa sebuah lampu, tentunya kita akan mengira lampu itu hanya sebagai alat penerang yang tidak bermakna. jika kita lihat prosesnya maka kita akan mengetahui bagaimana kandungan makna dalam sebuah lampu. Lampu mengambil sebuah energi (listrik) yang kemudian di salurkan kepada kawat sehingga terjadilah proses penerangan, itu adalah kronologi singkat dari sebuah lampu.

Jika kita sandarkan pada diri kita, tentunya lampu merupakan cerminan yang secara tidak langsung menggambarkan keadaan kita yang sebagai mahasiswa, murid, guru, atau anak pesantren. yang masih haus akan mencari ilmu kepada para alim ulama' atau yang lebih trend kita panggil sebagai guru.

Kita mencari sebuah pengetahuan yang kemudian kita aplikasikan kepada perbuatan sehingga menimbulkan sebuah efek positif kepada diri kita atau sekitar kita baik secara tidak langsung ataupun secara langsung, sehingga tanpa kita sadari pencerminan dari lampu itu sendiri adalah kita yang sedang mencari ilmu, yang kemudian di aplikasikannya kepada masyarakat terutama untuk kita sendiri.

Jadi silakan di pahami alam sekita kita, semoga bermanfaat.


oleh: Ahmad Lubaid

Nb: Mahasiswa, murid, guru, anak pesantren, atau siapapun yang ingin mencari ilmu ibarat sebuah lampu yang siap memberikan cahaya kepada sekitar terutama untuk dirinya sendiri.

Emak...



mencari ilmu haruslah berguru
terlupa akan penyakitku yang kambuh
hati ini sangat terharu 
ketika mendengar do'a mu ibu 

tanah merah sedikit berdebu 
benteng tua elok nan jauh 
tak tau kenapa hati ku rindu 
teringat pelukan mu ibu 

sore ini ku mencari buku 
buku ku beli untuk mencatat ilmu 
ternyata virus rindu menyapaku 
merindu akan usapan mu ibu 

belajar sendiri tanpa malu 
tak ingin aku menjadi seorang babu
meski sekarang kita tak betemu 
ku masih teringat nasehatmu ibu 

mencari ilmu haruslah berguru
terlupa akan penyakitku yang kambuh
hati ini sangat terharu 
ketika mendengar do'a mu ibu 


oleh: Ahmaad Lubaid

Maafkan Aku yang Terlambat dan Tersesat

Jika kelak mata ini tak bisa melihat
Ku cium dahi yang penuh keringat
Biasa mendekap ku dengan rasa hangat
Tapi peduli matahari mulai menyengat
Ku marahi ketika kau terlamabat
Tak peduli kau sedang tersendat
Tak peduli orang memandang mu tanpa martabat
Yang ku tahu dari mu hanyalah semangat
Ku takut ku tak bisa melihat
Terbungkus kain putih yang tak bersyarat
Di gotong dengan keranda keramat
Meski hati teras berat
Ku kirim sebuah doa'a untuk mu sang mayat 

Dengan harapan kita bisa ketemu lagi di akhirat 



oleh: Ahmad Lubaid

Kamis, 21 Juni 2012

Hei Kau ....

Jika malam tak lagi bersahabat
Bulan tak lagi nampak bulat
Dedaunan terus terserang ulat
Sebelum dunia memanggil kiamat
Sedikit terasa nikmat
Nikmat yang bemanfaat
Syukur sebagai tanda taat
Seharusnya kita harus berkhitmat
Kepada yang menciptakan alam jagat
Tak harus taat dengan memberi hormat
Menggunakan salah satu tangan yang diangkat
Dengan mendirikan sholat mendahulukan syahadat
Berdampingan haji puasa dan zakat
Sebelum hari berkarat
Nikmat tersendat
Seorang kyai menjadi bangsat
Dengan para pengikut yang tersesat
Dengan mengakafirkan muslimin dan muslimat
Seharusnya engaku mengaca shobat
Berharap jangan menjadi sampah masyarakat
Agar tentram dunia dan akhirat
InsyaALLAH ...

oleh: Ahmad Lubaid